26 Juli 2008

TAKJUB

Anak-anak memiliki kepekaan yang sangat hebat untuk takjub. Bahkan kertas koran yang dilipat, kulit jeruk yang dipotong-potong, plastik yang ditiup, burung yang meloncat dari dahan ke dahan, ikan di kolam, embun pagi hari di rerumputan, ulat kecil yang merayap dedaunan, bunga-bunga liar di pinggir jalan, semut yang berjalan beriringan, dan banyak lagi; semua itu cukup untuk membuatnya tersenyum lebar, tertawa gembira, dan melompat-lompat girang.

Kita, orang dewasa, sadar atau tidak, kerap sudah terbelenggu dengan rutinisme. Kepekaan kita akan keindahan dan keluarbiasaan alam sekitar menjadi tumpul. Kita sulit untuk takjub. Segala hal dipandang dan dirasa sebagai biasa-baiasa saja. Sehingga setiap waktu berlalu tanpa kesan. Setiap kejadian datang dan pergi tanpa makna. Dan kita pun sulit untuk bersyukur.

Andai sejenak kita mau keluar dari "kamar" rutinisme kita, dan belajar menjadi seperti anak-anak dalam menyikapi hidup. Ah, sesungguhnya betapa menakjubkannya hidup dengan segala pernak-perniknya ini. Bahwa kita masih dapat bernapas, bercanda, tertawa, bekerja, makan, minum, melayani dan berbuat baik kepada sesama, berelasi dengan orang-orang lain, melihat, mendengar, dan banyak lagi.

Tidakkah itu sungguh menakjubkan?

Hidup ini akan terasa sangat berbeda kalau setiap saat yang berlalu dan setiap keadaan yang kita alami, kita sikapi dengan rasa takjub. Sungguh.


1 komentar:

Anonim mengatakan...

Takjub yang dituliskan disini tidak untuk semua anak-anak Kang ! Mungkin tulisan ini masih berlaku untuk lingkungan yang memang "masih ada" hal-hal yang dituliskan. Tetapi untuk di-lingkungan perkotaan sulit mendapat takjub tersebut !

Original Design by Dzelque

Re Design by Asep Saepudin | Original Design by Dzelque